Kuwalahan??? Jangan sampai deeehh

yhhaaang..., tombolku ditekan dong yaanng...... Sering kali dalam hubungan suami istri ada kalanya salah satu merasa kuwalahan. Faktor fisik dan psikis biasanya menjadi penyebab salah satu dari suami/istri kuwalahan. Nah… berikut ini yang perlu diketahui suami/istri biar tidak ada yang merasa kuwalahan. Anda tidak mau kuwalahan kan ?

Penyebab Kuwalahan
1. Faktor Fisik
Yang paling umum terjadi karena suami/istri sedang sakit, entah ringan atau berat. Gairah si sakit untuk berhubungan intim pastilah sedang menurun atau bahkan tak ada. Masalah terjadi jika pasangannya tetap ngotot mau melakukannya. Kalau sudah begitu, lanjut Bambang, pilihannya dua: hubungan intim tak terjadi atau tetap terjadi tapi si sakit kewalahan.

Usia yang sudah cukup lanjut biasanya membuat kondisi seseorang cenderung sakit-sakitan. Otomatis kemampuan seksualnya juga tidak se-greng kala muda. Jika pasangannya, yang mungkin lebih muda, memiliki gairah seks yang masih menggebu-gebu pastilah membuat kewalahan.

Orang dengan gaya hidup “sembarangan”, misalnya perokok berat, pecandu minuman keras, penggemar fast food, dan jarang berolahraga akan rentan sakit dan kondisi fisiknya jadi kurang fit. Akibatnya, dalam berhubungan intim akan merasa cepat lelah meskipun gairahnya tinggi. Akan jadi masalah juga jika ia tidak dapat mengimbangi pasangannya yang dalam kondisi siap “tempur”.

2. Faktor Psikis
Akibat stres atau depresi, gairah seksual bisa menurun. Dalam hal kemampuan seksual, sering terjadi suami lantas mengalami disfungsi ereksi (DE) atau istri mengalami frigiditas (dingin dan sulit dirangsang). Saat terjadi DE berarti suami tak dapat menuntaskan aktivitas seksnya dengan sang istri yang bergairah. Begitu pula dengan istri yang frigid, jangankan mendapatkan kepuasan, karena tak jarang yang dirasakan adalah sakit di seputar organ kelamin. Bisa saja istri malah menganggap dirinya semata-mata dijadikan pemuas hasrat suami.

Dampak Kuwalahan
Secara lebih khusus lagi, berbagai akibat faktor fisik dan psikis tersebut dapat menyebabkan suami/istri kewalahan dalam hal berikut:

1. Frekuensi
Umpamanya istri ingin hubungan intim dilakukan seminggu tiga kali atau berharap mencapai orgasme berulang kali. Suami yang mengalami gangguan kemampuan seksual akan kewalahan. Seminggu sekali saja mungkin ia tak sanggup. Kasus lain, gairah seks normal, tapi tuntutan pasangan sangat tinggi. Inginnya tiap hari bercinta, itu pun harus beberapa ronde padahal pasangan hanya sanggup melakukan tiga kali seminggu. Oleh karena ada ketidakcocokkan dalam hal frekuensi, hubungan intim yang dilakukan bisa terasa sebagai paksaan dan jadi tak berkualitas. Prinsipnya, selama suami dan istri tak berkeberatan soal frekuensi, seberapa sering hubungan seks dilakukan tak akan jadi masalah. Tak ada angka pasti untuk mengukur frekuensi hubungan intim yang ideal.

2. Durasi
Idealnya, setiap berintim-intim suami mengalami ejakulasi dan istri mencapai orgasme. Problemnya, ada suami yang tak mampu “menahan” ejakulasi dalam jangka panjang. Akhirnya, dia menjadi kewalahan menghadapi pasangannya yang belum merasa puas. Terjadilah ketimpangan. Misalnya, suami sudah ejakulasi sedangkan istri butuh waktu lama untuk mencapai orgasme. Demikian sebaliknya, ketika gairah seksual sang suami sedang memuncak dan ingin berlama-lama berhubungan intim, istri sudah kecapekan.

3. Posisi
Salah satu pihak, katakanlah suami, memaksakan posisi yang menurutnya paling memuaskan. Padahal, bagi istri posisi tersebut membuatnya tak nyaman.


Agar Tak Kewalahan
Lalu bagaimana mengatasi masalah kewalahan ini. Awalnya baik suami ataupun istri perlu menyadari bahwa hubungan intim berkaitan erat dengan keinginan untuk saling memberi dan memuaskan pasangan, bukan malah meminta apalagi menuntut. Setelah itu baru bisa dicoba langkah-langkah ini:
  • Berkomunikasilah. Klise memang, tapi ini mutlak. Bicarakan setiap masalah sampai ditemukan pengertian bersama, termasuk perihal frekuensi, durasi, dan posisi berhubungan intim. Masalahnya, terkadang tak ada keterbukaan antara suami dan istri. Kemampuan seksual suami/istri yang menurun atau tengah mengalami gangguan, justru disembunyikan. Penyebabnya bisa jadi gengsi, malu atau takut dicemooh pasangan.
  • Bila dengan cara berdialog masalah tak kunjung selesai, cara terbaik adalah berkonsultasi pada pihak ketiga seperti dokter, psikiater, psikolog, atau seksolog. Dengan begitu, pasangan yang mengalami gangguan seksual dapat diterapi demi mencapai hubungan intim yang sukses. Lewat konsultasi dapat diketahui faktor penyebab terjadinya gangguan untuk kemudian mendapatkan terapi. Tak cuma disfungsi ereksi atau impotensi, gairah yang berlebihan atau hiperseks, serta hiposeks juga mesti mendapatkan terapi.
  • Jangan saling menyalahkan. Pahami kondisi pasangan yang sedang mengalami gangguan dan bersabarlah karena terapi tak dalam sekejap dapat mengubah masalah. Terkadang membutuhkan waktu cukup panjang.
  • Jaga kesehatan dengan selalu menyantap menu bergizi, menghindari junk food, menghentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohodan juga hindari pemicu stress
  • Jaga kebugaran tubuh dengan berolahraga rutin
  • Periksalah kondisi kesehatan secara teratur.

>>>Link ini Jangan Diklik Ya Entar nyesal deh Kalu Lihatnya

1 comment:

Post a Comment

Baca Juga:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...