Orgasme adalah gerakan yang mendadak, kontraksi dan adanya gelombang gairah seksual. Namun terkadang tidak semua orang bisa mencapai orgasme dengan maksimal. Dalam hal ini otak memainkan peranan besar untuk mencapai orgasme yaitu tubuh mengirimkan pesan ke otak. Tanpa adanya saraf yang mengirimkan impuls ke sumsum tulang belakang dan otak, maka orgasme tidak akan mungkin terjadi.
Sama dengan daerah lain di tubuh, daerah genitalia (kelamin) juga mengandung berbagai saraf yang dapat mengirimkan informasi ke otak untuk memberitahukan adanya sensasi yang sedang dialami. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa sensasi orgasme berbeda karena tergantung dari daerah mana yang disentuh dan saraf yang terlibat. Semua alat kelamin memiliki ujung saraf besar yang pada akhirnya akan terhubung ke saraf besar menuju sumsum tulang belakang. Seperti dikutip dari Howstuffworks, ada beberapa saraf yang bertanggung jawab terhadap rangsangan di daerah kelamin, yaitu:
1. Saraf hipogastrikus yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari leher rahim pada wanita dan dari prostat pada pria.
2. Saraf panggul yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari vagina pada wanita dan dari rektum pada pria.
3. Saraf pudenda yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari klitoris pada wanita dan skrotum pada pria.
4. Saraf vagus yang berfungsi mentransmisikan rangsangan dari leher rahim, rahim dan vagina.
Selama adanya rangsangan seksual, maka daerah-daerah yang berbeda di otak akan menerima semua informasi ini dan memungkinkan terjadinya orgasme serta menimbulkan sensasi yang sangat menyenangkan. Pada akhir tahun 1990-an, ilmuwan dari University of Groningen di Belanda melakukan beberapa penelitian untuk menentukan aktivitas otak selama terjadi rangsangan seksual.
Tim peneliti menggunakan PET scan untuk mengamati berbagai daerah di otak yang akan menyala dan mati selama aktivitas seksual. Ternyata ditemukan tidak terlalu banyak perbedaan antara laki-laki dan perempuan. "Daerah otak di belakang mata kiri yang disebut dengan korteks lateral orbitofrontal akan menutup turun selama orgasme. Ini merupakan daerah akal dan kontrol perilaku, sehingga jika orang mengalami orgasme akan kehilangan kendali," ujar Janniko R. Georgiadis, salah seorang peneliti. Sedangkan menurut Dr Gert Holstege otak seseorang yang sedang mengalami orgasme sekitar 95 persennya sama dengan saat orang menggunakan heroin.
Namun ada beberapa perbedaan yang ditemui. Ketika seorang perempuan berhubungan seksual, bagian dari batang otak yang disebut dengan eriaqueductal abu-abu (PAG) diaktifkan yang berfungsi mengendalikan respons kesenangan atau melawan. Selain itu otak perempuan juga menunjukkan penurunan aktivitas di amigdala dan hipokampus, yang berhubungan dengan rasa takut dan kecemasan. Peneliti berpendapat bahwa perbedaan-perbedaan ini karena perempuan memiliki kebutuhan lebih untuk merasa aman dan santai dalam menikmati seks. Dan juga daerah korteks yang berhubungan dengan rasa sakit diaktifkan pada perempuan, hal ini menunjukkan ada hubungan yang jelas antara rasa sakit dan kesenangan.
Studi juga menunjukkan meskipun perempuan bisa menipu pasangannya dalam hal pencapaian orgasme, namun otaknya tetap menunjukkan kebenaran. Ketika perempuan diminta untuk berpura-pura orgasme, maka aktivitas otak di dalam cerebelum dan daerah lain yang terkait mengendalikan gerakan akan meningkat. Dan hasil scan tidak menunjukkan adanya aktivitas otak yang sama pada perempuan yang mengalami orgasme sesungguhnya. Sementara itu ada juga orang yang bisa merasakan orgasme tapi bukan berasal dari rangsangan alat kelamin misalnya sentuhan di puting susu. Para peneliti percaya bahwa sensasi yang dikirim dari rangsangan puting susu akan memberikan informasi yang sama dengan rangsangan dari alat kelamin.
No comments:
Post a Comment