Tim dari New York State University melakukan penelitian pada 1000 pelajar tentang skala dan arti berciuman bagi wanita dan pria.
Dari penelitian yang dilaporkan Evolutionary Psychology, dan dikutip dari BBC, wanita menggunakan ciuman sebagai sebuah cara untuk merespon rasa suka pada pasangan mereka, untuk mempertahankan keintiman, dan sebagai pengukur hangat atau dinginnya sebuah hubungan. Sementara pria lebih menilai ciuman untuk mendongkrak gairah seksual mereka.
Dari kuisioner yang didapat, diketahui pria kurang peduli saat mereka harus berhubungan seks, dan cenderung menomorduakan ciuman, karena ciuman bukan inti dari seks yang mereka lakukan.
Ketua penelitian Dr Gordon Gallup, menyebutkan pria bisa berhubungan seks dengan seseorang tanpa berciuman, berhubungan seks dengan seseorang yang tidak menarik, bahkan bersedia berhubungan seks dengan wanita yang mereka nilai masuk kategori bad kisser.
Dr Gallup juga menemukan persepsi yang berbeda akan ciuman pada hubungan pendek dan jangka panjang, meskipun dalam dua periode ini ciuman tetap menjadi ritual yang berarti bagi wanita.
Pada wanita yang menjalin hubungan jangka panjang, ciuman tak hanya menjadi sebuah aktivitas penting dari keseharian mereka. Lebih dari separuh sepakat ciuman sebagai cara mempertahankan hubungan. Berbalik dengan pria yang menganggap ciuman kurang begitu penting sejalan dengan lamanya hubungan.
Cara berciuman yang disukai wanita dan pria juga berbeda. Pria lebih menyukai ciuman basah atau ciuman lidah.
Meski ciuman adalah insting dasar manusia, namun dalam perkembangannya gaya berciuman akan terus berkembang untuk menjaga sebuah hubungan, meskipun lebih banyak yang menggunakannya sebagai variasi lain untuk meningkatkan gairah seksual, jelas Dr Gallup.
Menurut Gallup ciuman bisa bervariatif tiap negara dan budaya. Mulai dari ciuman yang sifatnya sakral sampai ciuman meningkatkan gairah antar pasangan.
Sementara itu Dr Glenn Wilson, pakar relationship dari Institute of Psychiatry, London, menyebutkan: “Ciuman digunakan setiap orang sebagai penguat ikatan dan penguji mekanisme.
“Namun dalam kenyataannya wanita lebih sering didiskriminasikan daripada pria. Pria dengan mudah keluar dan menebar benih mereka, sementara wanita harus bertanggungjawab dengan konsekuensi yang mereka ambil,” tambah Wilson.
No comments:
Post a Comment